Saturday, December 01, 2012

Kuthbah Jum'at 17


Khutbah Jumat, 16 Muharram 1434 H / 30 November 2012 M
Nikmat Persatuan
Khutbah Pertama
 
الْحَمْدُ للهِ القوِيِّ الْمُبينِ، أمرَنَا بالاعتصامِ بحبلِهِ المتينِ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، أكرَمَنَا بالاتِّحَادِ، وجعلَهُ سببًا لتآلُفِ العبادِ، وازدهارِ البلادِ، وأشهدُ أنَّ سيدَنَا محمَّداً عبْدُ اللهِ ورسولُهُ، جمعَ قلوبَ المؤمنينَ علَى ربِّهِمْ، وَوَحَّدَ صفوفَهُمْ، فاللهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِكْ عَلَى سيدِنَا محمدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وأَصْحابِهِ أجمعينَ، ومَنِ اهتدَى بِهديِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ عزَّ وجلَّ، قالَ تعالَى:] وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ[([1]).
Kaum mukminin ; Al Quran telah menganjurkan kita dan diperkuat pula oleh sabda Nabi Saw bahwa kita hendaknya berpegang teguh pada tali Allah, penegasan ini terlihat dalam sabda nabi Saw akan pentingnya persatuan dan jamaah serta peringatan beliau agar menjauh dari perpecahan dan ketidak taatan :
عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
"Hendaklah kalian berjamaah, sebab srigala itu memakan domba yang lepas dari kawanannya" (Abu Daud 547)
 
Islam mengajak pada persatuan dan kesatuan, karena keduanya merupakan dasar setiap kebaikan dan kebahagiaan, tiang setiap kemajuan dan ke pioner an, tidak satu pun ummat mendapatkan kehidupan yang makmur, dan tidak satu pun bangsa yang mengeyam kemajuan tanpa persatuan hati mereka, menyatukan tujuan mereka demi kemanfaatan manusia di dunia dan akhirat mereka, persatuan merupakan nikmat dan pemberian dari Allah, Allah berfirman :
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara"(Ali Imran 3 : 103)
 
Kaum muslimin ; sesungguhnya diantara sifat seorang muslim adalah berfikir tentang nikmat-nikmat Allah, mensyukuri semua yang telah diberikan padanya, dan diantara nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah penanaman rasa cinta dalam hati, penyatuan barisan dan melakukan kebaikan, Allah berfirman :
هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ* وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu'min, dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al Anfal 8 : 62-63)
 
Dan diantara nikmat besar yang dianugerahkan pada negara Emirates yang tercinta ini adalah dengan diberikannya pemimpin yang cerdas dan bijak, yang selalu memperhatikan kemaslahatan kita, selalu berusaha mewujudkan kebahagiaan kita, di pundak mereka terdapat beban untuk membangun negara ini serta meninggikan kedudukannya, selalu ingin mengangkat derajat dan kehormatan negara ini, dan diantara pengutamaan perhatian mereka adalah dengan menghibahkan segalanya demi terwujudnya kesejahteraan dan ketentraman, mereka selalu bekerja untuk pertumbuhan dan kemakmuran, Allah melimpahkan pada mereka nilai-nilai yang berlandaskan dari ajaran agama Islam, sehingga kemanfaatan dapat terwujud melalui kerja keras mereka, pada akhirnya mereka menuai cinta kasih, penghargaan dan keikhlasan dari semua rakyat mereka, hal ini tentu sesuai dengan sabda Nabi Saw :
خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ، وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ
"Sebaik-baik pemimpin kalian ialah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Dia mendoakan kebaikan kalian dan kalian mendoakannya kebaikan" (Muslim 1855)
Artinya ; mereka mendoakan pemimpin dan pemimpin mendoakan rakyatnya, sifat yang diberikan Allah pada pemimpin ini berpengaruh pada dukungan para kabilah pada para pemimpin kita yang bijak, dan sejarah terus mencatat para pendiri negara persatuan ini serta perjuangan mereka sehingga benteng persatuan ini berdiri kokoh.
 
Hamba Allah ; persatuan ini telah membuahkan hasil yang sangat gemilang, diantaranya pembangunan lembaga-lembaga, rumah sakit, pusat kesehatan, sekolah, universitas, masjid, pusat untuk menghapal Quran, jalan-jalan dibangun, pendidikan berjalan baik, perhatian terhadap pembangunan sumber daya manusia lebih diutamakan dibandingkan pembangunan fisik lainnya, para wanita mendapatkan kesempatan untuk memegang jabatan tinggi, semua fasilitas untuk hidup layak disediakan, sehingga kebaikan merata seantero negara, hal tersebut membuat masyarakat dan pemimpinnya terjalin dalam ikatan yang kuat bagaikan satu keluarga yang saling berbagi kebahagiaan, yang tua menanyakan kondisi yang muda dan yang muda menghargai yang tua
 
Nikmat  yang diberikan Allah terbagi secara merata di negara kita ini, sehingga negara ini sejajar dengan negara-negara maju lainnya, hal itu terbukti dalam beberapa statistik dan data internasional, yang membuat penduduk negara lain berbondong-bondong datang untuk mencari pekerjaan, rezeki dan kehidupan yang tentram, dan negara ini telah menampung lebih dari 200 kewarganegaraan dan semuanya merasa hidup terhormat, negara ini telah menjadi contoh dibidang bantuan kemanusiaan, dan kebaikannya mampu menjangkau kaum fakir miskin, orang-orang yang membutuhkan dan orang yang terimpa bencana dimana saja berada, hal ini tentu sebagai bukti penerapan hadits Nabi Saw :
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (At Thabrani dalam kitab Mu’jam Al Kabir 13646)
 
 
Kaum mukminin ; hendaknya kita menyadari bahwa pencapaian-pencapain yang gemilang ini, sesungguhnya merupakan buah ketabahan dan kesungguhan yang dilakukan oleh para pemimpin kita, sebagaimana hendaknya kita menjaga kepaduan kita dengan para pemimpin kita, berpegang teguh dengan nilai-nilai yang telah didirikan oleh para pemimpin persatuan ini, dengan bersenjatakan ilmu yang bermanfaat dan pekerjaan, melestarikan budaya Islam yang moderat, dan menjauh dari segala bentuk perpecahan, dan agama kita telah mengingatkan kita untuk menjauh dari setiap tindakan yang menyebabkan perpecahan dan perbedaan.
 
Ya Allah berilah keberkahan pada kami dalam pemimpin dan persatuan kami dan berilah taufiq kepada kami untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
 
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ أَهْلُ الْمَغْفِرَةِ وَالتَّقْوَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَصْطَفَى، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهديه إلى يوم الدين.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya hal yang dapat membantu kalian dalam mensyukuri nikmat yang ada pada kalian adalah dengan melihat atau membandingkan kondisi masyarakat kita antara masa lalu dan kondisi sekarang, dulu kita berada dalam kefakiran dan kesusahan, ketakutan dan percerai beraian, sehingga dengan nikmat Allah dan pertolongan-Nya kita dapat bersatu dalam kemakmuran dan ketentraman, serta bandingkan dengan masyarakat lainnya yang sedang dilanda musibah, kefakiran dan ketercerai beraian, semua nikmat yang melimpah yang diberikan, kebahagiaan dan kebaikan yang kita terima, dengannya hendaknya kita mengingat selalu dalam hati kita sabda Nabi Saw :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Barangsiapa dari kalian yang merasa aman di rumahnya, sehat badannya dan ia memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan telah dikumpulkan untuknya dunia beserta isinya” (At Tirmidzi 2364)
Marilah kita menyiapkan dunia kita untuk kepentingan akhirat kita, hendaknya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya, karena Dia akan mempertanyakan kita, Allah berfirman :
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
"kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)" (At Takatsur 102 : 8). Hendaknya kita berkontribusi dengan semangat dan sungguh-sungguh dalam membangun negara kita, hendaknya kita saling tolong menolong dengan para pemimpin kita untuk mewujudkan kemajuan negara kita yang penuh berkah ini, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam memberikan pengetahuan kepada anak-anak kita mengenai sejarah masyarakat kita, agar mereka mengerti bagaimana para pendahulu kita hidup dalam kesusahan, dan bagaimana kita dapat merubah kondisi menjadi lebih baik, agar mereka menghayati pentingnya nikmat, serta menjaganya dan agar mereka semakin tahu pentingnya menghargai para pemimpin kita dan masyarakatnya.
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ بارِكْ فِي اتحادِنَا، وأَدِمْ علينَا الخيرَ والرخاءَ، والاستقرارَ والنماءَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا،ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، وأصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ([4]) ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5]).
 
 


([1]) المؤمنون: 52.
([2]الأحزاب : 56 .
([3]) مسلم : 384.
([4]) من السنة رفع اليدين في الدعاء لطلب الغيث.
([5]العنكبوت :45.
- مركز الفتوى الرسمي بالدولة  باللغات (العربية ، والإنجليزية ، والأوردو) للإجابة على الأسئلة الشرعية وقسم الرد على النساء         22 24  800
من الثامنة صباحا حتى الثامنة مساء عدا أيام العطل الرسمية
- خدمة الفتوى عبر الرسائل النصية sms على الرقم         2535

Kothbah Jum'at 16


hutbah Jumat, 02 Muharram 1434 H / 16 November 2012 M
Hijrah Nabi Saw
Khutbah Pertama
 
الْحَمْدُ للهِ القَوِيِّ الْمَتِينِ، الذِي أَيَّدَ رَسُولَهُ بِالْهِجْرَةِ وَالتَّمْكِينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، الْمَبْعُوثِ رَحْمَةً للعَالَمِينَ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلالَةِ، وَبَصَّرَ بِهِ مِنَ العَمَى، وَأَرْشَدَ بِهِ مِنَ الغَيِّ، وَفَتَحَ بِهِ أَعْيُنًا عُمْيًا، وَآذَانًا صُمًّا، وَقُلُوبًا غُلْفًا، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ:  فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلا، قَالَ تَعَالَى: ]إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ [([1])
Kaum muslimin ; Allah telah mengutus Rasul-Nya Muhammad Saw dengan hidayah dan agama yang benar, Beliau tinggal di makkah untuk mengajak manusia masuk Islam, beliau mengajak para kabilah tapi tidak seorang pun yang mau menolong dan menjawab ajakannya, kecuali sebagian kecil saja. Bahkan Rasulullah Saw mendapatkan hinaan dan cercaan, tapi beliau sabar menerimanya sehingga Allah memberikan pertolongan yang sangat besar melalui kaum Anshar, mereka diajak masuk Islam dan semua mentaatinya, kemudian mereka kembali ke Madinah sebagai dai, dan inilah awal mula hijrah nabi Saw.
Hamba Allah ; selanjutnya Rasulullah Saw mengizinkan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah, dan para sahabat berangkat hijrah sedangkan Rasulullah Saw menunggu di Makkah hingga ada izin Allah untuk keluar berangkat berhijrah, tapi kaum Quraisy berusaha mencegahnya, mereka mengambil keputusan untuk memanggil satu pemuda dari setiap kabilah untuk merencanakan pembunuhan Muhammad dan agar darahnya terbagi pada setiap kabilah, Allah berfirman :
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ المَاكِرِينَ
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (Al Anfal 8 : 30). Tetapi Allah menggagalkan makar mereka dengan melindungi Nabi-Nya, mereka tidak melihat ketika Rasulullah Saw keluar menuju ke tempat mereka,  lalu Beliau mengambil segenggam pasir dan kemudian menaburkan ke atas kepala mereka masing-masing sambil membaca firman Allah :
وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لا يُبْصِرُونَ
“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (Yaasin 36 : 9). Rasulullah Saw dengan leluasa keluar menuju rumah Abu Bakar, yang selanjutnya keduanya meneruskan perjalanan malam mereka hingga tiba di Gua Tsur, kaum Quraisy berusaha sekuat tenaga mencari keduanya, bahkan mereka sempat berdiri di pintu gua tersebut, mengetahui itu Abu Bakar berkata ; wahai Rasulullah, kalau salah satu dari mereka melihat ke arah kaki mereka pasti mereka akan melihat kita, Rasulullah Saw menenangkan dengan sabdanya ; wahai Abu Bakar, apa dugaanmu terhadap dua orang, sementara Allah adalah yang ketiganya (untuk melindunginya)
 Allah berfirman :
إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ العُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahmenolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At Taubah 9 : 40). Allah membatalkan semua tipu daya kaum Quraisy terhadap keduanya, dan keduanya tinggal selama tiga malam di goa tersebut, Asma’ RA setia membawakan perbekalan keduanya, dan Abdullah bin Abu Bakar sebagai pembawa berita kepada keduanya, sebagaimana keduanya telah menyewa Abdullah bin Uraiqith sebagai penunjuk jalan keduanya.
 
Kaum mukminin ; hijrah Nabi merupakan titik point perubahan dalam sejarah kaum muslimin, bahkan dalam sejarah dunia, karenanya ia dijadikan sebagai awal kalender, hal itu disebabkan biasanya kebanyakan ummat meletakkan kalender berdasarkan kejadian-kejadian besar yang terjadi sebagai pemisah antara dua masa. Didalam hijrah terkandung makna dan nilai-nilai, pelajaran yang agung dan hal ini tampak dalam biography sebaik-baiknya manusia, serta semua jenis permasalahan yang dihadapinya dalam berdakwah, beliau sabar saat ditimpa siksaan, bahkan memaafkan dan mengampuni, dengan harapan manusia itu mendapatkan rahmat dan hidayah, sebagaimana dalam hijrah terdapat penjelasan mengenai dukungan penuh Allah terhadap nabi-Nya, Dia menolong hamba-Nya dan agama-Nya, sehingga tampak jelas hasil dari sebuah kesabaran yang disertai oleh kekuatan keyakinan kepada Allah, tawakkal yang baik kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan juga kesabaran dalam menunggu jalan keluar setelah kesusahan yang dialami, dalam kisah ini juga terdapat pelajaran agar kita selalu harus memperkuat keyakinan kita kepada Allah, kembali kepada-Nya pada setiap saat, lari kepada-Nya dengan keimanan dan ketaatan, karena Dia Pemilik semesta alam yang Maha Mampu atas segala sesuatu.
 
Pelajaran yang paling berharga dalam hijrah nabi ini adalah ; persiapan yang baik, prediksi sebab akibat, memberdayakan energi pemuda, peran wanita dan kedudukannya bahwa ia adalah patner laki-laki dalam menegakkan kebenaran, meletakkan nilai-nilai dan membangun masyarakat diatas kebaikan, sebagaimana terdapat dalam tauladan Nabi Saw dalam membangun masyarakat yang kuat yang berdiri diatas ikatan yang kuat, hal ini sebagai pengingat kita semua akan pentingnya kesatuan hati dan kepaduan raga, kebersihan jiwa dengan keimanan dan hidayah, sebagaimana kewajiban kita semua untuk mempelajari sirah (biography) Nabi Saw serta mengambil darinya pelajaran yang berharga.
 
Kaum muslimin ; termasuk cakupan pelajaran hijrah yang sangat penting adalah ; kasih sayang, mendahulukan orang lain dan kesatuan kata antara muhajirin dan anshar, mereka telah menjadi contoh utama dalam pembangunan hati dalam cinta dan kesatuan, pembangunan masyarakat yang dipererat dengan etika yang baik dan sifat yang mulya, Allah berfirman :
لِلْفُقَرَاء الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ* وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُوا الدَّارَ وَالإيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“(Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Al Hasyr 59 : 8-9)
Dan sesungguhnya pada kisah Muhajirin dan Anshar terdapat tauladan baik dalam menanamkan nilai-nilai mendahulukan orang lain, cinta dan kasih sayang, selalu berusaha menjaga ikatan dan keeratan masyarakat, menyebarkan etika baik dan keutamaan, saling tolong menolong dalam kebajikan, kebaikan dan ketakwaan, sehingga tidak ada celah bagi etika buruk, pemikiran palsu, tidak ada hak-hak pribadi yang dilanggar, tidak ada nafsu golongan yang ingin merusak, justeru didalamnya tumbuh hati yang jernih, pemikiran yang bersih, pendirian yang bijak, dan membangun satu barisan di sekeliling pemimpinnya yang bijak, serta terus berusaha dalam memakmurkan hati dan negeri yang dicintai dan diridhai Allah.
Ya Allah berilah kami taufiq untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
 
 
Khutbah Kedua
الحمد لله الملك العلام، ذي الطول والإنعام، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، والصلاة والسلام على نبينا وحبيبنا محمد خير الأنام، الداعي إلى الاعتصام والتآلف والوئام، وعلى آله وصحبه الغر الكرام.
Nabi Saw bersabda :
الْمُسلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ ما نَهاهُ اللهُ عَنْه
 "Seorang muslim adalah orang yang membuat muslim lainnya terselamatkan dari pengaruh buruk ucapan dan tindakannya, dan muhajir adalah yang hijrah dari larangan Allah" (Bukhari 10 dan Muslim 40). Pada peringatan hijrah ini serta pengulangannya setiap tahun hendaknya menjadi pendorong kita untuk memperbaharui kesetiaan kita pada Tuhan kita yang Maha mengetahui segala sesuatu, Dia telah menciptaan kita dari ketidakadaan, mengucurkan nikmat yang tidak berhingga kepada kita, Dia melihat kita dalam segala kondisi, Mendengar kita setiap saat, Dia pantas dipuji, Asma’nya patut diagungkan, dan betapa butuhnya kita untuk selalu berdiri dengan penuh patuh kepada-Nya, berusaha meluruskan hati kita sehingga mendapatkan ridha-Nya, tunduk kepada-Nya dengan penuh ketaatan, dan menyambut tahun baru ini sesuai dengan petunjuk Nabi Saw seperti tersebut dalam sabdanya :
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل
 “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (Muslim 1163). Sambutlah tahun ini dengan semangat, giat dan ketaatan pada Ar Rahman serta memperbanyak berbuat kebaikan, karena pada kecepatan pergantian siang dan malam merupakan pelajaran berharga bagi orang yang mau berfikir
 
عباد الله: إن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه وثنى فيه بملائكته فقال  تعالى:(إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما) وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:« من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا»
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعلي وعن سائر الصحابة الأكرمين، وعن التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
اللهم إنا نسألك علما نافعا، وقلبا خاشعا، ولسانا ذاكرا، ورزقا طيبا واسعا، وعملا صالحا متقبلا، وعافية في البدن، وبركة في العمر والذرية، اللهم علمنا ما ينفعنا، وانفعنا بما علمتنا، وزدنا علما، اللهم آت نفوسنا تقواها، وزكها أنت خير من زكاها، أنت وليها ومولاها، اللهم أحسن عاقبتنا في الأمور كلها، وأصلح لنا نياتنا، وبارك لنا في أزواجنا وذرياتنا واجعلهم قرة أعين لنا، اللهم اسقنا الغيث ولا تجعلنا من القانطين، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم لا تدع لنا ذنبا إلا غفرته، ولا هما إلا فرجته، ولا دينا إلا قضيته، ولا مريضا إلا شفيته، ولا حاجة إلا قضيتها ويسرتها يا رب العالمين، ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
اللهم وفق ولي أمرنا رئيس الدولة، الشيخ خليفة ونائبه لما تحبه وترضاه، وأيد إخوانه حكام الإمارات وولي عهده الأمين.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات، اللهم ارحم الشيخ زايد، والشيخ مكتوم، وإخوانهما شيوخ الإمارات الذين انتقلوا إلى رحمتك، اللهم اشمل بعفوك وغفرانك ورحمتك آباءنا وأمهاتنا وجميع أرحامنا ومن كان له فضل علينا.
اللهم أدم على دولة الإمارات الأمن والأمان وعلى سائر بلاد المسلمين.
اذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم (وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون).


([1]) النحل: 128 .

Khutbah Jumat, 09 Muharram 1434 H / 23 November 2012 M
Merawat Anak dengan Baik
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، أحمدُهُ سبحانَهُ حمدًا طيبًا مباركًا فيهِ كمَا يحبُّ ويرضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدِّينِ.
أمَّا بعدُ:  فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلاَ، قَالَ تَعَالَى:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ[([1])
 
Kaum muslimin ; Islam telah meletakkan dasar-dasar kuat yang menjamin kebahagiaan kemanusiaan secara keseluruhan, ia memerintahkan untuk berlaku adil, baik dan memberikan hak pada yang berhak, memberikan perhatian besar pada keluarga dan anak-anak, sehingga menjadikan anak sebagai amanah besar yang diletakkan di pundak kedua orang tua semenjak kelahirannya, hal tersebut tertuang dalam perintah menyusui, memperhatikan sandang dan pangannya dan melindunginya dari setiap marahabaya; Allah berfirman :
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى المَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نُفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian” (Al Baqarah 2 : 233). Bahkan Nabi Saw sangat sayang terhadap anak-anak, sehingga disebutkan dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik RA ;
مَا رَأَيْتُ أَحَداً كَانَ أَرْحَمَ بِالْعِيَالِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih menyayangi keluarganya daripada Rasulullah Saw” (Muslim 2316)
 
Berdasarkan itu pula, Nabi Saw menjelaskan bahwa pendidikan anak merupakan tanggung jawab kedua orang tua, dan mereka dianjurkan untuk menunaikannya dengan sebaik-baiknya, sabdanya :
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab, seorang suami adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan ia bertanggung jawab atas keluarganya, isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya” (Muttafaq ‘alaih)
 
Rasulullah Saw memerintahkan untuk berlaku adil terhadap sesama anak-anak dan tanpa menginstimewakan salah satu dari mereka, sabdanya :
اتَّقُوا اللَّهَ، وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ
 “Bertakwalah pada Allah dan berlaku adillah kalian antara sesama anak-anak kalian”(Muttafaq ‘alaih)
 
Dan beliau sangat mengingkari orang yang tidak menerapkan keadilan bahkan dalam ciuman yang dialamatkan kepada anak laki-laki dan tidak diberikan kepada anak perempuannya, dikisahkan ada seorang ayah yang sedang duduk bersama Nabi Saw, lalu datang kepadanya salah satu anaknya, kemudian ia menciumnya dan mendudukkannya di pangkuannya, selang beberapa waktu anak perempuannya datang padanya, lalu ia memangkunya dan mendudukkan di sampingnya, maka Nabi Saw bersabda : "Engkau telah tidak berlaku adil pada keduanya" (Syu'bul Iman karangan Al Baihaqi 6/410)
 
Perhatian besar lebih ditegaskan terhadap anak-anak yatim dan dijelaskan juga keutamaan dan keagungan pahalanya, seperti termuat dalam sabda Rasulullah Saw :
« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا». وَأَشَارَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
 "Aku dan pengasuh anak yatim di surga seperti ini" Beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuk dan jari tengahnya" (Bukhari 6005)
 
Wahai para bapak ibu ; sesungguhnya merawat anak dengan baik merupakan tanggung jawab besar, dan sebaik-baik cara menuju kesuksesan didalamnya adalah dengan berpatokan pada dasar-dasar pendidikan yang telah digariskan oleh Nabi Saw, diantaranya adalah :
Lemah lembut terhadap anak-anak, Nabi Saw menegaskan arti ini dalam sebuah sabdanya :
مَا كَانَ الرِّفْقُ فِي شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ عُزِلَ عَنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
" Tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya dan tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan merusaknya” (Muslim 2594 dan Ahmad 26457)
 
Selalu konsisten memperlakukan mereka dengan kasih sayang, menjauhi semua tindakan kekerasan, ada seorang badui yang mendatangi Nabi Saw dan berkata ; Apakah kalian mencium anak-anak kalian ? sedangkan kami tidak pernah mencium mereka. Nabi Saw bersabda :
أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ
Apakah engkau tidak takut nanti Allah akan mencabut perasaan kasih sayang dari hatimu” (Bukhari 5988)
Selanjutnya ; mengajarkan dan mengarahkan mereka dengan lemah lembut, karena hal itu lebih berpengaruh walaupun pada kemudian hari, Nabi Saw telah mengajarkan Abdullah bin Abbas RA di masa kecilnya dengan ungkapan :
يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
 "Wahai anak, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat ; jagalah Allah maka Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu, Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta bantuan, minta bantuanlah kepada Allah” (At Tirmidzi 2516)
 
Memperhatikan kondisi dan etika mereka, mengawasi sahabat mereka dan menganjurkan mereka untuk memilih sahabat yang baik, Nabi Saw bersabda ;
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
" Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman”(Abu Daud 4833 dan Ahmad 8641)
 
Dan merupakan kewajiban para bapak ibu adalah mengawasi anak-anak mereka, apa yang mereka baca melalui internet terutama dengan menyebarnya penggunaan smart phone.
Dan diantaranya ; menghindari tindakan kekerasan, menyakiti mereka dengan ucapan dan tindakan seperti pemukulan, karena Nabi Saw bukanlah diutus sebagai orang yang berlaku kasar baik kata dan tindakan, sabdanya :
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقاً
"Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya" (Bukhari 3559)
 
Dan kami bersyukur kepada Allah yang telah memberikan taufiq kepada para pemimpin kami dengan menetapkan undang-undang dan aturan yang melindungi hak-hak anak dan menjamin perlindungan mereka dengan baik, melalui undang-undang anak yang terkenal dengan undang-undang wadimah, undang-undang tersebut mencakup hak-hak keluarga, kesehatan, pendidikan, kebudayaan dan hak sosial anak, disamping hak perlindungan anak, dan penyediaan cara-cara yang layak untuk itu, dan mengecam semua bentuk kekerasan terhadap anak.
 
Ya Allah berilah pertolongan kepada kami untuk merawat anak-anak kami dengan baik, dan anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan berilah taufiq kepada kami untuk mentaati-Mu dan mentaati orang yang Engkau perintahkan kepada kami untuk ditaatinya, sebagai pengamalan atas firman-Mu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An Nisa’ 59).
نفعَنِي اللهُ وإياكُمْ بالقرآنِ العظيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
 
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah dan ketahuilah bahwa diantara dasar-dasar pendidikan yang harus kita lalui dalam pendidikan anak-anak kita adalah mengawasi semua urusannya sendiri dan tidak mengandalkan sepenuhnya pada orang lain, dan hendaknya selalu menanamkan nilai-nilai baik, etika, adat istiadat dan kebiasaan asli kita, kita didik mereka memberi, menghargai tamu, menghormati orang tua, berkata baik, menolong orang yang membutuhkan, kasih sayang dan toleran, mencintai negeri ini dan pemimpinnya, karena semua itu merupakan nilai-nilai islam yang telah diwariskan turun temurun oleh masyarakat kita sejak para bapak dan pendahulu kita, semua hal diatas dapat memperkuat tali cinta kasih antar sesama, Khadijah RA berkata pada Rasulullah Saw ;
وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَداً، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِى الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Demi Allah, Allah tidak akan membuatmu sedih selamanya, karena engkau benar-benar seorang yang suka menyambung tali silaturrahim, menanggung beban dan memberikan sesuatu pada orang yang tidak mampu, menjamu tamu dan memberikan bantuan pada orang yang ditimpa bencana” (Muttafaq ‘alaih)
 
عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ  تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([2]) وقالَ رَسُولُ اللَّهِ r:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([3])
اللَّهُمَّ صَلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وقَلْبًا خاشعاً، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، ورِزْقًا طَيِّبًا واسعاً، وَعَمَلاً صالحاً مُتَقَبَّلاً، وعافيةً فِي البدنِ، وبركةً فِي العمرِ والذريةِ، اللَّهُمَّ علِّمْنَا مَا ينفَعُنَا، وانفَعْنَا بِمَا علَّمْتَنَا، وزِدْنَا علماً، اللَّهُمَّ آتِ نفوسَنَا تقوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خيرُ مَنْ زكَّاهَا، أنتَ وَلِيُّهَا ومولاَهَا، اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عاقبتَنَا فِي الأُمورِ كُلِّهَا، وأصْلِحْ لَنِا نياتِنَا، وبارِكْ لَنَا فِي أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاجْعَلْهم قُرَّةَ أَعْيُنٍ لنَا، اللَّهُمَّ اسقِنَا الغيثَ([4]) ولاَ تجعلْنَا مِنَ القانطِينَ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا رَئِيسَ الدولةِ، الشَّيْخ خليفة وَنَائِبَهُ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، وَأَيِّدْ إِخْوَانَهُ حُكَّامَ الإِمَارَاتِ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الأَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمِ الشَّيْخ زَايِد، والشَّيْخ مَكْتُوم، وإخوانَهُمَا شيوخَ الإماراتِ الذينَ انتقلُوا إلَى رحمتِكَ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.
اللَّهُمَّ أَدِمْ عَلَى دولةِ الإماراتِ الأَمْنَ والأَمَانَ وَعلَى سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِينَ.
اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([5]).
 
 


([1]الحشر :18.
([2]الأحزاب : 56 .
([3]) مسلم : 384.
([4]) من السنة رفع اليدين في الدعاء لطلب الغيث.
([5]العنكبوت :45.